Minggu, 01 November 2015

Tugas Politik "Trisakti"



Trisakti merupakan pidato presiden pertama RI Bung Karno, yang mengamatkan perwujudan masyrakat Indonesia yang "Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang budaya" namun sayang, trisakti menjadi tujuan pokok ajaran Bung Karno yang ingin mewujudkan kemakmuran, justru diabaikan.


Dalam konteks kekinian, kondisi kemandirian yang disuarakan trisakti jauh dari tujuan yang sebelumnya. Kondisi bangsa Indonesia yang tak kunjung mengalami perbaikan disegala bidang sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Utang Indonesia yang mencapai 200 miliyar dolar AS menunjukkan betawa Indonesia secara ekonomi begitu tergantung kepada pihak luar. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan.


Saat ini ketergantungan bangsa kita terhdap bangsa luar sangat tinggi. Dari sisi energi, BBM setiap hari kita harus mengimpor dari luar, karena suplay domestik tidak cukup. belum lagi dari sisi teknologi, otomotif, dan produk manufaktur yang masih dihujani produk luar. Ironisnya beberapa tahun terakhir kita terpaksa mengimpor bahan-bahan kebutuhan pokok seperti beras, gula, kedelai, daging sapi semakn menjauhkan kemandirian pangan bangsa


Pirdato kemandirian bangsa yang dicetuskan Bung Karno kini sebatas retorika yang jauh dari implementasi. Padahal bangsa ini mempunyai modal yang besar untuk menjadi bangsa yang besar, kuat dan mandiri. Potensi sumber daya manusia yang banyak, sumber daya alam yang melimpah dan teknologi yang sangat mendukung cita-cita Bung Karno.


Ajaran Bung Karno hingga kini belum diimplementasikan secara nyata. Bahkan, selama hampir 32 tahun era orde baru, ajaran-ajaran Bung Karno terus saja mengalami proses disoekarnosasi. Tidak heran kalau kemudian banyak generasi muda yang saat ini kehilangan rasa nasionalisme, cinta dan bangga sebagai warga Indonesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar